Lembaga Human Right Watch menyatakan semua pihak yang bertikai di Somalia bersalah atas pelanggaran hukum internasional dan sejumlah tindak kekerasan. HRW mengatakan warga sipil di negara itu tidak hanya menderita akibat bencana kelaparan yang hebat tapi juga karena kegagalan dua pihak yang bertikai dalam memberi perlindungan kepada warga sipil.
Dalam laporannya HRW mengatakan kelompok Islam, al-Shahab bersalah karena melakukan aksi kekerasan brutal sementara pasukan pemerintah dinilai bersalah karena melakukan penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang. Lembaga pemantau HAM ini juga mengkritisi peran negara-negara barat yang tidak berupaya menekan Somalia untuk menghentikan aksi pelanggaran di negara itu.
Isi laporan itu langsung dibantah oleh Pemerintah Federal Transisi (TFG), mereka juga menyampaikan bahwa mereka berkomitmen untuk menegakan hak asasi manusia. HRW dalam laporan berjudul You Dont Know Who to Blame itu meminta kedua pihak untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil dan memastikan agar bantuan internasional bisa masuk ke negara itu.
Penyusun laporan itu, Ben Rawlence kepada BBC mengatakan al-Shahab bertanggung jawab terhadap kekerasan yang setiap harinya mereka lakukan kepada warga sipil yang tinggal di daerah yang mereka kuasai. Kelompok tersebut menurut Ben juga mengenakan pajak terhadap warga yang ingin mendapatkan akses air minum dan melakukan perekrutan paksa terhadap sejumlah warga sipil untuk dijadikan anggota pasukan mereka.
Al-Shahab juga membatasi akses ke sejumlah lembaga bantuan kemanusiaan. Selain itu HRW juga menuding kebijakan Pemerintahan Federal Transisi (TFG) yang kerap melakukan penangkapan secara sewenang-wenang dan telah mengakibatkan sejumlah warga mengungsi ke wilayah lain. Namun di lokasi pengungsian mereka justru mendapat perlakuan buruk. Namun pemerintah transisi di Somalia menyebut laporan itu sebagai tuduhan yang tidak akurat dan membantah semua laporan HRW.
Somalia sudah dua puluh tahun terakhir tidak mempunyai pemerintahan yang efektif, sejumlah wilayah dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata seperti al-Shahab yang kerap dihubungkan dengan al-Qaeda dan berupaya menerapkan hukum syariah. Konflik berkepanjangan di negara itu mengakibatkan warga sipil menjadi korban, lembaga kesehatan dunia, WHO memperkirakan ada 2,8 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan di negara itu. |dtc|