Senjata mainan sudah makan korban di Pontianak. Tembakan peluru nyasar senjata mainan mengenai mata sebelah kanan seorang remaja putri, Erni Wahyuni, 17, warga Jalan GM Situt Mahmud, Parit Pekong, Pontianak Utara, Senin (13/9). Kini dia sedang menjalani perawatan intensif di RSU Promedika. Akibat terkena tembakan di bagian mata, korban mengalami gangguan penglihatan. Bola mata hitamnya memerah. Karena terjadinya pembekuan darah. Keluarga korban masih menunggu kepastian mengenai kelanjutan pengobatan. Pasalnya, bila dalam dua hari kondisi mata korban tidak memperlihatkan perkembangan. Dokter menganjurkan untuk dioperasi.
“Kami masih menunggu pemeriksaan dokter. Kata dokter, dalam dua hari kalau darah yang membuka di bola mata tidak mencair harus dioperasi. Tapi sekarang merahnya sudah agak berkurang,” kata Sunarti, 28, bibi korban, Selasa (14/9). Ketika dijumpai di rumah sakit, korban masih terbaring lemah sambil terus memejamkan mata. Karena untuk berkedip sekalipun dia masih merasakan sakit. Menurut Sunarti, sewaktu mata korban terkena peluru, korban langsung terpejam untuk menahan rasa sakit. Pihak keluarga melarikan Erni ke Puskesmas Siantan sebelum dibawa ke rumah sakit atas rujukan Puskesmas. Menurut Sunarti, Erni merupakan korban dari pistol mainan yang ditembakkan sepupunya, Noval, 4. Ketika sedang berada di ruang dapur. Noval dengan Erni posisinya berhadapan langsung. Waktu ditembak, Erni sedang mengirim pesan singkat melalui telepon genggam miliknya dalam posisi duduk.
Noval merupakan anak dari Sunarti. Sunarti menambahkan, mula penembakan adalah korban ingin mencegah Noval menembak Dhea (4,5). Duduk Dhea bersebelahan dengan korban. Dhea masih sepupu sama Noval maupun Erni. Dhea berkunjung ke rumah Noval bersama ibunya, Yosalifa, 20, untuk silaturahmi lebaran. “Dia (Noval) ingin menembak Dhea tapi dicegah Erni. Tapi Erni jadi yang Noval tembak,” kata Sunarti yang didampingi suaminya, Syamsul, 32. Menurut Sunarti, pistol mainan yang digunakan buat menembak Erni merupakan senjata atas pemberian sepupunya, Amir, 10. Hari pemberian sama dengan peristiwa penembakan. “Semula Noval memang pernah meminta belikan pistol mainan. Tapi tidak kami hiraukan permintaannya. Tahunya, ada diberi pistol sama Amir,” kata Sunarti.
Sumber: pontianakpost.com