Malang – Serangan hama ulat bulu (desiciria inclusa) di sejumlah pepohonan di Kota Malang diprediksi tidak berlangsung lama. Fenomena itu merupakan hal biasa, karena dalam siklus perkembangbiakkan ulat bulu.
“Nanti juga akan hilang sendiri, dalam hal ini berubah menjadi kepompong,” kata Kepala Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Totok Himawan saat berbincang dengan detiksurabaya.com melalui telepon genggamnya, Selasa (12/4/2011).
Totok mengungkapkan, percepatan siklus itu, dilihat dari media yang digunakan untuk berkembangbiak. Untuk kasus di Kota Malang adalah pohon cemara. “Kalau cemara, rutin tiap tahun. Dan tidak akan banyak diserang ulat bulu,” ungkapnya.
Menurut Totok, itu yang juga membedakan serangan hama ulat bulu di Kota
Malang, dengan daerah lain, seperti yang menyerang enam desa di lima
kecamatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
“Spesiesnya masih satu famili, tapi berbeda dalam bentuk serta habitatnya. Di Malang mempunyai bulu warna coklat dan lebih besar ukurannya,” bebernya.
Totok mempredikasi, beberapa hari ke depan, serangan ulat bulu di Kota Malang, akan berakhir dengan sendiri. Hama ulat bulu itu, akan berubah menjadi kepompong. “Bulan ini merupakan masa perkembangan kepompong dari ulat bulu,” jelasnya.
Karena itu, lanjut Totok, masyarakat diimbau tidak panik dengan keberadaan hama tersebut. Apabila akan mengganggu pemukiman atau tempat tinggal, dia menyarankan agar warga menyemprot ulat bulu dengan insektisida.
Sekedar diketahui, ratusan ulat bulu menyerang tiga pohon cemara di
perkampungan Jalan Semeru Gang I, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Beberapa hari sebelumnya, beberapa pohon di kompleks Kantor eks APDN di Jalan Kawi juga mengalami kejadian yang sama. (dtc)