Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merasa geram dengan keberadaan gerai 7-Eleven di Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat yang sudah disegel namun tetap beroperasi. Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) DKI I Putu Ngurah Indiana mengatakan, gerai yang biasa disebut Sevel itu disegel karena tak mengantongi izin.
“Saya sudah koordinasi dengan Pak Wali Kota Jakarta Pusat. Sebenarnya gerai itu kan masih mengurus izin, masih proses, namun mereka tetap beroperasi,” ujar Putu Indiana saat berbincang dengan detikcom, Jumat (3/1/2014).
Indiana mengaku akan menindak tegas pengelola gerai tersebut. Kini pihaknya memberi waktu dua hari agar pengelola melakukan persiapan menutup gerai itu. Sebab gerai Sevel itu menyediakan makanan cepat saji yang sudah tersedia dan tidak bisa ditutup secara mendadak.
“Kita memang harus tegas, bukan berarti kita menghalangi pertumbuhan investasi, tapi berinvestasi harus mengikuti aturan juga. Itu akan segera dihentikan operasinya sampai izinnya keluar. Dalam waktu dekat ini segera dihentikan. Dikasi waktu satu sampai dua hari untuk persiapan berhenti. Karena mereka kan punya makanan siap saji dan mereka juga punya pegawai, jadi untuk persiapan,” jelas Putu.
Lalu, bagaiaman jika gerai tersebut masih tetap beroperasi?
“Kalau masih beroperasi kita akan segel mati pintunya. Kalau masih dilanggar juga, bangunannya kita robohkan,” jawab Putu.
Jokowi gemas melihat anak buahnya yang tidak tegas menerapkan peraturan. Ia merasa dilecehkan saat tahu Sevel di Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, yang disegel pihak Suku Dinas P2B Jakarta Pusat masih beroperasi.
“Ini yang disegel, tapi dibiarin. Yang tegas dong. Kalau nggak gitu, nggak ada wibawa kita. Ini disegel tapi kegiatan masih. Dinas, kecamatan, walikota, dilecehkan…nggak mau kalau saya,” kata Jokowi dalam pengarahan di depan lurah dan camat se-Jakarta di Balai Agung, Balaikota, Jakpus, Jumat (3/1/2014).
Ia meminta Dinas P2B segera menutup Sevel tersebut karena sudah ditempeli label segel berwarna merah di depan tempat tersebut.
“Harus tegas, tutup. Kalau ada bangunan yang IMB-nya nggak ada, bongkar. Mudah, tegas. Ini basa- basi saja. Ngapain kalau lapangannya, tokonya malah rame. Ini karena disegel orang tertarik. Ini pelecehan. Kalau itu harus dibongkar, bongkar. Jangan nanggung,” ungkap Jokowi yang mengenakan pakaian Betawi ini. [dtc]