Laporan tahunan Amerika mengatakan bahwa Singapura telah mengabaikan perdagangan manusia yang lebih gawat membuat negeri berjulukan singa merlion itu geram. Dan justru sebaliknya, Singapura menuding Amerika lah yang telah memperdagangkan manusia lebih serius dibandingkan negaranya (baca; Singapura)
“ Laporan Amerika itu penuh kekeliruan, termasuk klaim bahwa orang dipaksa bekerja di kapal-kapal nelayan yang berbasis di Singapura,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura seperti dilansir Intell Asia.
Laporan Amerika tersebut, yang dikeluarkan hari Senin, menaikkan status Singapura tetapi mempertahankannya di “Tingkat Dua.” Yang berarti Singapura tidak sepenuhnya mematuhi standard minimum perdagangan manusia.
Namun, kementerian Singapura itu mengatakan penulis laporan tahunan pemerintah AS tersebut tanpa malu memasukkan Amerika Serikat dalam ranking “Tingkat Satu” – atau masuk kelompok negara-negara yang mematuhi standar perdagangan manusia.
Padahal menurut pemerintah Singapura, di Amerika sendiri masih ada masalah yang lebih parah daripada masalah yang terjadi di Singapura, kalau menggunakan kriteria yang obyektif.
Sebagai contoh, kementerian itu menyebut perdagangan imigran gelap di Amerika dan artikel harian New York Times mengenai tuntutan pidana terhadap remaja yang lari dari rumah di Amerika Serikat yang dipaksa menjadi pelacur.|Heru Lianto|
Foto : AFP