MAKASSAR, BKM — Sedikitnya enam mobil rusak parah menyusul bentrokan antarsopir angkutan daerah yang terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, depan Markas Angkatan Udara RI, Senin (13/6) malam. Keributan ini juga menyebabkan belasan korban luka. Bentrokan ini dipicu kemarahan sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) terhadap angkutan plat hitam atau gantung yang masih beroperasi di luar Terminal Regional Daya.
Para sopir AKDP mengaku kesal dengan ulah sejumlah mobil plat hitam yang mengambil penumpang di depan Rumah Sakit Daya dan depan Markas Angkatan Udara di Jalan Perintis Kemerdekaan. Padahal, sebelumnya, tim terpadu telah mewajibkan semua angkutan untuk tidak mengambil penumpang di luar TRD.
“Beberapa hari sebelumnya, memang terjadi keributan antara para sopir. Entah mengapa, keributan itu kembali terjadi Senin malam dan berbuntut saling serang dan perusakan mobil,” ujar Kapolsek Biringkanaya Kompol Mursalim, Selasa (14/6).
Akibat insiden ini, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. “Ada enam mobil yang rusak parah. Belum lagi, beberapa sopir mengalami luka,” ungkapnya.
Hingga siang kemarin, sisa bentrokan masih dapat dilihat di depan markas AURI. Sementara mobil yang rusak itu sudah diamankan di Mapolsek Biringkanaya.
“Kami sudah melakukan antisipasi dengan mengarahkan anggota bersiaga di lokasi. Ada pun yang di terminal juga dijaga aparat untuk mengantisipasi serangan susulan,” tandasnya.
Wakapolrestabes Makassar AKBP Endi Sutendi yang ditemui siang kemarin mengatakan, peristiwa bentrokan itu akibat ulah mobil-mobil plat hitam yang masih beraktivitas di luar TRD. “Para sopir AKDP tidak setuju dengan ulah mobil plat hitam yang mengambil penumpang di depan Jalan Perintis Kemerdekaan dan bukan di terminal,” ujarnya.
Endi mengaku, apa yang dilakukan mobil plat hitam memang tidak dibenarkan. “Soalnya, tidak melengkapi izin,” ungkapnya.
Ditanya soal dugaan polisi kecolongan, Endi mengaku tidak menampik. Ia mengaku akan melakukan antisipasi lebih jauh dengan menempatkan anggota di lapangan.
“Memang sudah lama keluhan tentang adanya mobil plat hitam yang mengambil penumpang bukan di terminal. Kita akan tertibkan segera,” terangnya (M2-R2/)
Tim Terpadu Bidik PO Nakal
Tim Terpadu PD Terminal Makassar sejak awal Juni telah melakukan penertiban aktivitas terminal liar di luar TRD. Hanya saja masih ada beberapa permasalahan yang belum tuntas.
Salah satunya adalah keberadaan perusahaan angkutan (PO) yang masih menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal. Dalam beberapa pekan ke depan, PO-PO ini akan menjadi target operasi tim terpadu.
Hal ini ditegaskan dalam rapat koordinasi Tim Terpadu PD Terminal Regional Daya, Selasa (14/6) di ruang rapat PD Termina. Rapat dihadiri anggota tim seperti Dishub Kota Makassar, unsur tripika kecamatan, AURI, Danramil, Polsekta Biringkanaya dan PD Terminal Regional Daya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Chairul A Tau, mengatakan, saat ini AKAP dan AKDP plat hitam dan kuning harus diberi tindakan tegas agar mematuhi aturan main yang disepakati.
Menurutnya, akan ada sanksi-sanksi administratif dari pemerintah jika PO itu masih membandel.
“Kami bersama dengan tim terpadu ini akan tetap konsisten mencapai tujuan agar terminal dapat berfungsi sesuai dengan aturan. Kalau perlu kita ambil langkah tegas,” tukasnya.
Sesuai aturan kendaraan penumpang bus, yang mengangkut mulai dari pukul 06.00 Wita dari daerah hingga pukul 11.00 siang, wajib masuk ke terminal. Sementara yang datang pukul 23.00 Wita sampai pukul 06.00 Wita dibolehkan langsung mengantar dalam kota.
Direktur PD Terminal Regional Daya Abidin Wahid, pihaknya akan melakukan langkah-langkah pembinaan dan pendekatan untuk PO yang masih membandel.
“Kami akan upayakan ada langkah pendekatan untuk menggugah pihak PO,” katanya.
Adapun PO yang ditengarai masih beraktivitas di luar TRD seperti PO Gunung Jati, Po New Liman, PO Bintang Timur, PO Bintang Prima, PO Alam Indah dan Po Litha.
Sumber: beritakotamakassar.com