“Kami warga di sini telah sering melihat korban datang ke rumah itu, tapi apa yang mereka lakukan di rumah itu kami tidak tahu. Sebelumnya, kami juga sempat curiga, karena suami Dewi tidak ada di rumah, karena tersangkut kasus dan ditahan. Tapi kecurigaan kami tidak kami perlihatkan, karena di rumah itu Dewi tinggal bersama ponakannya “Mr”,” kata Ketua RT, Safril.
Ditambahkan Safril, sebelum kejadian yang berlangsung sekitar pukul 23.30 WIB, Sabtu (2/10) itu, rumah Dewi terlihat tenang, tapi tiba-tiba korban lari keluar dari rumah dengan keadaan bersimbah darah. Korban lari sambil minta tolong dan di belakang terlihat beberapa orang yang mengejar korban. Sekitar 10 meter dari rumah Dewi, korban tersungkur, dan tidak bergerak lagi. Melihat kejadian itu warga sekitar berusaha menolong korban.
“Sebelum korban dibawa ke rumah sakit, saya menghubungi Polsek Lubuk Begalung. Tidak berapa lama, polisi datang dan langsung membawa korban ke rumah sakit. Setelah itu, Dewi juga terlihat dibawa polisi,” jelas Safril.
Di Mapolsek, Dewi yang ditetapkan sebagai saksi mengaku pada penyidik, yang membunuh korban itu adalah ponakan dan dua anak kandung Dewi. Dari Dewi juga didapatkan informasi, pekerjaan korban sopir travel. “Saat itu korban memang berada rumah saya. Kami hanya ngobrol biasa saja. Tiba-tiba pintu rumah, didobrak oleh anak saya “FS”. Setelah itu terjadi perang mulut antara ponakan, anak saya dengan korban. Saat itulah anak dan ponakan saya itu, memukul korban. Setelah dipukuli ponakan saya “Mr”, mendapatkan sangkur tidak jauh darinya,” ujar Dewi.
“Dari pengakuan Dewi, aparat Polsek Lubeg mengejar pelaku. Tidak berapa lama, dua anak Dewi berinisial “FL”, 19, dan “FS”, 18, ditangkap polisi di rumah kakeknya, di kawasan Parak Laweh,” kata Kanit Reskrim Polsek Lubeg Ipda Gilang Akbar.
“Dari pengakuan dua tersangka itu, mereka hanya memukul dan menendang, sedangkan yang menusuk korban, “Mr”. Pemukulan dan penusukan itu mereka lakukan, karena tidak senang ibu mereka didatangi laki-laki apalagi saat itu ayah tidak di rumah,” ujar Gilang.
Jajaran Polsek Lubeg, terus memburu “Mr” yang menjadi eksekutor. Pencarian dilakukan ke rumah orangtua tersangka dan rumah beberapa orang saudaranya. ”Sekitar pukul 10.00 WIB kemarin (3/10), “Mr” berhasil ditangkap di rumah orangtuanya, dekat pasar di Parak Laweh,” jelas Gilang.
Dari pengakuan “Mr” di Polsek Lubeg, di hadapan penyidik ia mengakui ia yang menjadi eksekutor dalam kejadian itu. “Saya membunuh korban karena saya emosi. Saat di rumah saya dengan saudara yang lain mendapatkan korban berada dalam kamar. Saat itu korban sedang tidak mengenakan baju dan hanya memaki celana, melihat itulah kami kalap dan membunuh korban,” ujar Mr.
Ditambahkan Mr, ia menusuk korban dengan sangkur milik pamannya. Saat kejadian, korban ditusuk di bagian punggung empat tusukan dan satu tusukan di kepala bagian belakang. Mengetahui korban tewas, senjata sangkur yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban, dibuang di belakang rumah Dewi.
Untuk sementara lanjut Gilang, sangkur yang dipergunakan itu telah ditemukan dan dijadikan barang bukti. Selain itu, polisi juga menyita dua handphone milik tersangka. “Saat ini kami masih memburu dua pelaku lain, masih kabur. Diduga pelaku masih berada di Kota Padang,” ungkap Gilang.
Sumber: jpnn.com