Psike atau gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, masalah ekonomi dan sosial yang terlalu berat hingga tidak mampu diatasi. Akibatnya menjadi beban pikiran (depresi/stress) sampai sulit tidur (insomnia). Hal itu ditegaskan para peneliti dari Harvard Medical School dan University of California di Berkeley, Amerika Serikat. Dinyatakan, orang yang banyak pikiran dan menjadi kurang tidur akan mengalami resiko lebih besar mengalami gangguan jiwa.
Tidur yang kurang mengakibatkan beberapa fungsi tubuh berkurang. Di ataranya, pengaturan sistem kekebalan tubuh dan sistem metabolisme yang berakibat pada melemahnya daya belajar dan daya ingat. Emosi juga menjadi tidak normal.
Para peneliti melakukan riset terhadap 35 partisipan yang tidak tidur selama 32 jam, untuk diteliti aliran peredaran darah di otaknya. Menggunakan alat Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), para peneliti dapat melihat bagian otak mana yang mengalami peningkatan aktivitas.
Untuk mengujinya, para partisipan ditidurkan sejenak. Setelah bangun, mereka diminta untuk melihat gambar yang mampu merespon emosi. Hasilnya, emosi mereka mampu menangkap perasaan sedih dan senang.
Hal itu ditunjukkan oleh bagian otak amygdala, yang menunjukkan peningkatan aktivitas sebesar 60% dibandingkan dengan orang yang tidur normal. Amygdala adalah bagian otak yang berhubungan dengan reaksi emosional manusia. Dari penelitian tersebut disimpulkan, kondisi emosional yang diakibatkan kurang tidur dapat berakibat munculnya respon-respon yang berlebihan.
Dalam medicalnewstoday.com periset Matthew Walker mengatakan, jika seseorang tidak tidur maka otak akan beraktivitas tidak normal. Otak tidak akan mampu mengolah segala pengalaman emosional yang masuk ke dalam otak, untuk diproses menjadi respon yang baik, tepat dan terkendali. Beberapa studi juga mengindikasikan, pasien yang mengalami psike umumnya mengalami gangguan tidur. (Ethical Digest no.53 Thn.VI Juli 2008)