MAKASSAR, BKM — Kematian Anto Fadli (24) taruna Akademi Maritim Indonesia (AMI) Veteran, Makassar, yang diduga keracunan minuman keras oplosan, terpatahkan. Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan aparat Polsekta Marosi, Senin (11/4) malam di Jalan Bajiminasa Dalam III, menemukan sejumlah fakta baru yang menguatkan adanya dugaan penganiayaan terhadap korban. Anto diduga dikeroyok, hingga menyebabkan pendarahan pada ulu hatinya. Hanya saja siapa pelakunya, polisi masih melakukan penyelidikan.
Kepala Unit Reskrim Polsekta Mariso Iptu Pither Siang, mengonfirmasikan, penyelidikan diarahkan pada enam rekan korban yang kini dirawat di RS Bhayangkara. Keenam korban dirawat karena diduga turut menjadi korban keracunan miras oplosan.
“Semua keterangan mengarah ke penganiayaan. Banyak keanehan. Itu yang sementara kita dalami,” ujar Pither.
Anto Fadli, meninggal dunia di RS Bhayangkara, Makassar, Senin siang setelah beberapa jam dirawat. Anto dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan miras oplosan.
Selain Anto, turut pula menjadi korban enam rekannya sesama mahasiswa AMI Veteran. Mereka pesta miras oplosan di sebuah rumah kos di Jalan Bajiminasa Dalam III, Sabtu malam.
Namun anehnya, mereka baru merasakan dampak dari miras oplosan itu pada Senin pagi. Ini artinya ada selang waktu dua hari antara saat pesta miras dengan saat korban dilarikan ke rumah sakit.
Inilah yang menguatkan alibi polisi kalau korban meninggal bukan karena keracunan, melainkan dianiaya.
Menurut Pither, seorang saksi kunci, berinisial Ln telah diperiksa. Saksi tersebut seorang perempuan yang sengaja dirahasiakan identitasnya.
Ln mengaku melihat Anto tergeletak pingsan di kamarnya dalam keadaan tak sadarkan diri. Saat itu kedua tangan korban terikat dengan sarung bantal, dalam posisi tertelungkup.
Informasi yang dihimpun di TKP, Anto ditemukan berada dalam kamar kos Ln, saat Ln sedang berada di kamar mandi. Saat hendak masuk ke kamarnya, Ln kaget karena di sana sudah berdiri Anto.
Kaget dengan kehadiran Anto yang tak didugam, Ln langsung berlari keluar dan berteriak minta tolong. “Dia lari minta tolong. Mungkin waktu itulah warga pada berdatangan,” ucap Pither.
Tak berada lama, Ln kembali ke kamar kosnya, dan ternyata Anto masih berada di sana, namun kali ini dalam keadaan tak sadarkan. Ln menemukan Anto tergeletak di lantai dengan posisi tertelungkap dan tangan terikat.
Ln sendiri mengaku tidak mengetahui siapa yang mengikat Anto. Karena pada saat itu tak ada lagi siapa-siapa di kamar Ln.
Inilah yang menjadi teka-teki sekarang. “Kita tetap akan memeriksa enam rekan korban yang masih dirawat,” katanya.
Pemeriksaan mereka karena adanya beberapa kejanggalan. Diantaranya, tak berapa lama setelah Anto dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara, enam orang rekannya yang turut berpesta miras oplosan, juga ikut dilarikan ke rumah sakit. Mereka juga mengeluh muntah-muntah dan pusing.
“Ini yang akan kita ungkap,” ujar Phiter.
Penyidik Polsekta Mariso, masih mendalami kronologis kematian Anto. Akan tetapi dipastikan korban meninggal bukan karena keracunan miras oplosan.
“Mustahil, karena mereka pesta miras malam Minggu. Sementara korban dilarikan ke RS Senin pagi. Artinya ada selang waktu dua hari antara saat korban ditemukan pingsan, dengan waktu pesta miras,” paparnya.
Polisi juga telah menyita sebuah barang bukti berupa sarung bantal yang diduga dipakai mengikat tangan korban.
Terpisah, Ketua Batalion Taruna AMI Ucok Sam, mengatakan, pihak kampus belum bisa memberikan komentar apa-apa karena kejadian di luar pengawasan kampus. Hanya yang jelas kata dia, siapa saja mahasiswa AMI Veteran yang terlibat dalam kasus ini, akan diberikan sanksi.
“Kami tentu tidak berdiam diri. Siapapun yang terlibat, akan diberi sanksi dari kampus,” katanya.
Sumber: beritakotamakassar.com