Polsek Pamulang melepaskan AS (20), tersangka pembunuhan terhadap Yuyun Wahyuni (23), mahasiswi UPN Veteran Jakarta, yang ditangkap pada Rabu (15/6) lalu. AS dilepaskan karena tidak terbukti melakukan pembunuhan.
“Dia sudah dilepas sejak 4-5 hari yang lalu, kurang tahu pasnya karena ditangani Polres,” ujar Kapolsek Pamulang Kompol Zulkifli Muridu, Kamis (14/7/2011).
Zulkifli mengatakan, pelepasan AS dilakukan setelah pihak kepolisian mencocokkan bukti-bukti dengan keterangan AS. Pria itu ditangkap pada 14 Juni 2011 lalu.
“Begitu kita compare barang bukti di TKP dan juga barang korban yang hilang berupa handphone, tidak sinkron dgn pengakuan saudara AS,” kata dia.
Zulkifli mengatakan, pihaknya menangkap AS setelah sebelumnya memintai keterangan AS selama dua kali di Polsek Pamulang sebagai saksi. Dalam pemeriksaan ketiga kalinya, AS mengaku dialah yang membunuh Yuyun.
“Sebagai bahan dasar saja, kami tangkap AS berdasar pengakuan yang bersangkutan disampaikan ke kami baik secara lisan maupun tertulis. Termasuk kami olah TKP dan keterangan saksi-saksi, kami percaya dia pelakunya saat itu,” jelasnya.
Namun, setelah AS di-BAP menjadi tersangka, polisi mulai meragukan keterangan AS. Sehingga kemudian, polisi melakukan tes kebohongan hingga tes kejiwaan.
AS bahkan sempat menulis pernyataan jika ia telah membunuh Yuyun dalam 3 lembar kertas HVS. Dalam pernyataannya itu, ia juga menerangkan telah melakukan perbuatannya dibantu temannya.
“Tapi, setelah kita cross cek, keterangan dia tidak nyambung dengan saksi-saksi lainnya atau pun barang bukti,” ujar dia.
Dia menjamin tidak ada kekerasan yang dilakukan polisi selama menahan AS. “Silakan ditanyakan kepada yang bersangkutan. Kami menjamin tidak ada kekerasan,” tuturnya.
Yuyun temukan tewas pada awal Juni lalu di rumah pamannya di Jl Lele RT 02 RW 05, Kelurahan Bambu Apus, Tangerang Selatan. Pelaku diduga membunuh karena kepergok hendak mencuri.
Sejumlah barang bukti telah diamankan polisi dari lokasi pembunuhan seperti cobek dan tali rafia warna hitam dengan bercak darah, serta sandal jepit di bagian belakang rumah yang juga berlumuran darah. |dtc|