MANADO – Banyak yang salut dengan kinerja pihak Reskrim Polresta Manado dalam mengungkap kasus perampokan di depan Gereja Katedral Manado. Tapi keberhasilan ini tak lepas kelihaian tim yang dipimpin Kompol Asep Darmawan SIK dalam mengembangkan kasus ini melalui petunjuk telepon selular jenis Blackberry.
Lima tersangka telah ditetapkan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 14 saksi. Kemarin (6/4), bertempat di Aula Mapolresta Manado, dua tersangka diantaranya digiring dalam jumpa pers. Dalam jumpa pers ini, Brigjen Pol Carlo Brix Tewu selaku Kapolda Sulut memaparkan rangkaian kasus perampokan nasabah dan pembakaran ATM BCA Tanjung Batu Kecamatan Wanea yang diduga dilakukan oleh teroris.
Kasus perampokan yang menimpa Maria Julianti (39) berhasil diungkapkan. Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Asep Darmawan beserta dua anggotanya berangkat ke Surabaya. Bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya guna melakukan penyelikan, tim ini membuahkan hasil. Dengan sebuah barang bukti Blackberry milik korban tim ini segera melakukan pengembangan penyelidikan. Tersangka Arif Santoso dan Saifudin Darmawan akhirnya tertangkap di Tretes Pasuruan Jawa Timur. Sedangkan Mustofa alias Topo harus meregang nafas terakhir setelah timah panas menembus tubuhnya. Dua tersangka lainya, Fatoni masih ditahan oleh Sat Narkoba Polres Sidoarjo dalam perkara narkoba, sedangkan Sugianto alias Aba masih menjadi buronan.
Senin (4/4) kedua tersangka, Arif dan Saifudin dibawa ke Manado dengan Lion Air. Barang buktipun segera ditelusuri, dua parang sebagai bukti segera ditemukan. Parang tersebut disembunyikan di atas loteng rumah tempat mereka menginap di Kelurahan Paniki Dua Perumnas Blok Duku 05 No 1 Kecamatan Mapanget Kota Manado. Tiga buah helm dan tiga buah motor juga disita sebagai barang bukti. Pada waktu mencari barang bukti lainnya tersangka mencoba melarikan diri, sehingga kedua tersangka dilumpuhkan.
Arif Santoso salah satu pelaku yang berhasil diwawancarai singkat mengaku bertindak sebagai pembawa motor. Pria yang wajahnya mirip salah satu pelawak top tanah air Sule ini, pun mengaku dari hasil perampokan karyawan Haji Latunrung sebesar Rp80 juta dia mendapat jatah cukup besar. “Saya mendapat bagian 15 juta,” akunya dengan suara agak pelan. Sayang saat akan ditanya lebih jauh, Arif sudah dilarang personil Reskrim yang terus menjaganya untuk bicara.
Sedangkan untuk kasus pembakaran ATM BCA belum berhasil diidentifikasikan pelakunya. Kasus pengrusakan yang menelan kerugian sebesar Rp90 juta ini diduga dilakukan oleh kelompok yang ingin menyulut ‘api perang’ dengan birokrat, korporat, polisi, institusi militer, lembaga peradilan, jaksa, pengacara dan media massa. Karena memiliki modus yang sama dengan pembakaran ATM BCA di Makasar (25/3) yaitu dengan disertai selebaran ‘peringatan’ maka identifikasi dilakukan juga oleh Tim Labfor Cabang Makasar. CCTV yang diambil di TKP terekam seorang pria yang berjaket hitam dan menggunakan penutup muka melakukan pembakaran. Sejumlah cairan dari dalam galon dituangkan ke ATM kemudian si pelaku menyulut api mulai dari dasar ATM. Adapun kesimpulan sementara, ATM BCA yang berlokasi di Jalan Sam Ratulangi Kelurahan Wanea ini dilakukan dengan sengaja oleh ‘teroris’.
Sumber: manadopost.co.id