Otoritas Suriah mengerahkan tank-tank untuk menggempur Kota Hama pada Minggu, 31 Agustus hingga menewaskan lebih dari 100 orang. Para pemimpin Eropa terkejut dan ngeri dengan tindakan aparat Suriah tersebut.
Menurut para analis, keputusan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengirimkan pasukan dan tank tempur ke kota tersebut menunjukkan dirinya berniat menggunakan segala cara untuk menghentikan aksi demo, dan bulannya melakukan reformasi seperti yang dijanjikannya.
“Serangan ini dan operasi yang terus berlangsung di kota-kota Suriah lainnya sangat tidak bisa diterima apalagi karena itu terjadi di malam bulan suci Ramadan,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
“Militer dan pasukan keamanan Suriah bertugas untuk melindungi warga negara, bukan untuk membantai mereka tanpa ampun,” cetusnya seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (1/8/2011).
Pemerintah Inggris juga mengecam tindakan aparat Suriah. “Saya ngeri dengan laporan-laporan bahwa pasukan keamanan Suriah telah menggempur Hama dengan tank-tank dan senjata-senjata berat, dan membunuhi banyak orang,” cetus Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Pemerintah Italia meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap Suriah. Hal ini sangat ditentang oleh Rusia hingga saat ini. Bahkan Turki yang pernah menjadi sekutu Suriah ikut mengecam kekerasan yang dilakukan aparat Suriah.
“Perkembangan ini membuahkan pertanyaan akan ketulusan dan tekad pemerintah Suriah untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara-cara damai,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki. |dtc|