Aksi mengkritisi kinerja SBY-Boediono selaku Presiden dan Wakil Presiden Indonesia juga terjadi di Kota Banda Aceh, Rabu (20/10). Seperti halnya aksi serupa di berbagai kota lainnya, kelompok massa yang beraksi di Banda Aceh juga menilai SBY-Boediono bersama Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, gagal mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Menurut pantauan Serambi, ada tiga kelompok massa yang beraksi di Kota Banda Aceh, kemarin. Kelompok massa tersebut menggelar aksi di dua titik, yaitu depan Masjid Raya Baiturrahman dan Bundaran Simpang Lima. Massa tersebut berasal dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Aceh, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Pemerintah Mahasiswa (PEMA) Unsyiah.
Meski dari kelompok berbeda, tapi inti orasi yang disampaikan sama, yaitu menyoroti kegagalan kinerja SBY-Boediono dalam masa setahun pemerintahannya. “Dalam masa setahun kepemimpinan SBY-Boediono, masih banyak hal yang belum diselesaikan,” teriak Faisal, koordinator aksi dari Kammi Aceh.
Faisal mencontohkan, skandal Bank Century, mafia hukum, mafia pajak, makelar kasus (markus) tak kunjung selesai. Akibat kasus-kasus tersebut, negara dan rakyat rugi miliaran bahkan sampai triliunan rupiah. “Hukum hanya garang untuk masyarakat kecil dan miskin, seperti yang dialami seorang warga yang mengambil tiga semangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Itu hanya bagian kecil dari kegagalan SBY-Boediono dalam mengendalikan tatanan hukum,” tandas Faisal.
Di Bundaran Simpang Lima, massa IMM juga menyoroti kinerja SBY-Boediono yang dinilai gagal dan tidak mampu melahirkan perubahan. “Selama kepemimpinan SBY-Boediono, Indonesia makin terpuruk dengan utang luar negeri yang mencapai tiga ratus triliun serta bunga dan cicilan tidak kurang empat ratus lima puluh triliun,” kata Fiqih Purnama selaku koordinator aksi di Bundaran Simpang Lima.
Sekitar pukul 14.30 WIB, massa dari Pemerintah Mahasiswa (PEMA) Unsyiah, juga menggelar aksi di Simpang Lima Banda Aceh. PEMA Unsyiah menilai, selama SBY memimpin Indonesia tidak ada prestasi apapun yang dibanggakan. Malah, katanya, seluruh rakyat terjajah oleh kemiskinan, kelaparan, dijajah oleh koruptor serta dijajah oleh hukum. “Rakyat juga tidak merasa nyaman tinggal di negeri sendiri,” sebut Menteri Polhukam PEMA Unsyiah.
Sumber: serambinews.com