Ingin mendapatkan stamina lebih tinggi saat mengendarai busnya, Tohir Hadi Susanto, 44, sopir asal Jalan Pesantren I, Dusun Sanan, Watu Gede, Singosari, Kabupaten Malang, memilih mengonsumsi sabu-sabu. Setidaknya begitulah pengakuan Tohir, Sabtu (2/1/2010), di Mapolres Malang, Jatim.
Ia mengaku baru memakai sabu-sabu dalam kurun waktu sebulan terakhir. Pada Jumat (1/10), sopir bus pariwisata ini ditangkap polisi dari Reskoba Polres Malang saat itu bertransaksi sabu-sabu. Tohir ditangkap di Jalan Raya Desa Pagentan, Singosari, tepatnya depan minimarket Indomaret. Ia tidak bisa mengelak karena polisi menemukan barang bukti berupa satu poket sabu-sabu dan sebuah telepon seluler.
“Barang buktinya kami temukan di saku depan sebelah kanan celananya. Awalnya ia tidak mengaku. Tapi setelah digeledah, ternyata kami temukan SS (sabu-sabu, Red),” ungkap Kasat Reskoba Polres Malang, AKP A Napitupulu, Sabtu (2/10).
Dia menjelaskan, penangkapan Tohir berawal dari informasi masyarakat yang mengatakan bahwa Tohir kerap mengkonsumsi sabu-sabu. Berdasar informasi tersebut, petugas melakukan penyelidikan sekaligus pengintaian.
Hasilnya, Jumat malam lalu petugas memperoleh informasi bahwa Tohir dalam perjalanan pulang. Belakangan diketahui ia baru saja bertransaksi narkoba di wilayah Kecamatan Pakis.
Penyuplai Sopir
“Menurut tersangka, ia hanya sebagai pemakai saja. Namun, kami akan mengembangkan kasusnya,” ujar AKP A Napitupulu seraya menambahkan bahwa pihaknya memperoleh informasi bahwa Tohir juga penyuplai sabu-sabu di kalangan sopir bus.
Tohir, yang akan dijerat Undang-undang No 35 / 2009 tentang Narkotika —dengan ancaman hukuman minimal empat tahun penjara— mengaku mendapat pasokan sabu-sabu dari kenalannya yang bernama Nur Cholis. Berdasar pengakuan Tohir, maka Nur Cholis pun kini diburu petugas.
Tohir juga mengaku biasa membeli sepoket sabu-sabu dengan harga Rp 500.000. ”Saya sudah membeli tiga kali SS pada Nur Cholis,” akunya.
Menurut Tohir, dirinya mengonsumsi sabu-sabu untuk menjaga stamina agar tigak mengatuk. Sepoket sabu-sabu, lanjut bapak dua anak ini, biasanya dipakai saat ia berangkat mengemudikan bus pariwisatan tujuan Jakarta dan Bali, kemudian memakainya lagi saat perjalanan pulang.
Sumber: surya.co.id