LHOKSEUMAWE– Seorang tokoh desa, H Saifuddin (65), berbuat bejat. Kakek-kakek yang sudah punya empat anak ini menyalurkan hasrat seksnya dengan menggagahi seorang gadis beranjak remaja, sebut saja Bunga (12). Keperawanan Bunga pun lenyap.
Jika kelakuan tokoh Desa Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe itu tak terendus warga, bisa jadi peristiwa penggagahan itu bakal terulang lagi. Namun, bau busuk memang sulit ditutup-tutupi. Kemarin sore, Saifuddin pun dihajar massa hingga nyaris tewas.
Informasi yang dihimpun Metro Aceh dari sejumlah sumber, pada sore hari itu korban diajak main-main keliling kota. Mereka naik becak motor (betor) dan tidak kunjung kembali, hingga menjelang mahgrib. Merasa curiga, penduduk kampung lantas mencari keduanya.
Tak lama kemudian diketahui pelaku dan korban tampak, di depan Mesjid Islamic Center Lhokseumawe. Ketika didekati, Saifuddin berusaha kabur sedangkan Bunga ditinggal di atas betor. Kondisinya mengenaskan dengan celana dalam melorot.
Massa makin geram dan langsung mengejar Saifuddin. Ia baru berhasil dibekuk di kampungnya dari tempat persembunyian, selang satu jam kemudian. Saifuddin langsung disiksa sampai babak belur. Ia mengakui seluruh perbuatannya bahwa sudah tiga kali menyetubuhi si ABG.
Dia buka mulut bahwa setiap usai menyetubuhi Bunga, korban diancam dan diberi uang Rp15 ribu. Namun saat terakhir kemarin, tak sempat berhubungan badan, cuma kemaluan Bunga yang diraba-raba.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso melalui Kapolsek Banda Sakti Iptu Ibrahim Prades kepada Metro Aceh (Grup JPNN), mengatakan sudah menahan tersangka. Kepada Metro Aceh, Saifudin menyatakan silap dan menyesal.
“Ku perkosa dia tiga kali. Dua kali dan dilakukan di sebuah sarang burung walet di kawasan Ujong Blang, Lhokseumawe. Setelah itu dibawa pulang ke kampung dan diancam, agar tidak bercerita kepada orang tua dan warga setempat,” kata ayah empat anak tersebut.
Dia cerita, bisa hingga tiga kali menyetubuhi Bunga lantaran rumah Bunga dan tempat tinggalnya hanya selang beberapa rumah. Untuk menarik perhatian sang bocah kelas enam SD itu, pelaku setiap hari selalu memberi uang jajan. Bunga diketahui berasal dari keluarga miskin, sedangka ayah dan ibunya sudah bercerai.
Sumber: jpnn.com