Masyarakat perlu mendukung tekad atlet tunagrahita Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional Special Olympics, Athena. Diharapkan sukses mendulang emas di Shanghai 2007 bisa terulang.
Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Republik Yunani, Ahmad Rusdi, kepada wartawan melalui Sekretaris II Widya Sinedu, di sela-sela persiapan menyambut kontingen atlet tunagrahita Indonesia di Athena, Kamis (16/6/2011).
Dukungan semua pihak diharapkan dapat menyemangati para atlet tunagrahita untuk mengulang sukses SOWSG XII di Shanghai China 2007 dengan mendulang 9 emas, 9 perak dan 4 perunggu.
Dubes menegaskan seluruh jajaran KBRI Athena dan masyarakat Indonesia di Yunani siap menyambut dan mendukung perjuangan kontingen atlet tunagrahita Indonesia pada olimpiade khusus dengan nama resmi The XIII Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2011 di Athena, 25/6 sampai 4/7/2011.
Di SOWSG XIII Athena 2011, sebanyak 66 atlet tunagrahita Indonesia akan bertarung dalam 7 cabang olahraga, yakni akuatik, atletik, badminton, basket, bocce, sepak bola dan tenis meja.
Olimpiade khusus tunagrahita di bawah International Olympic Committee (IOC) ini akan diikuti 7500 atlet tunagrahita dan 2500 pelatih dari 185 negara termasuk Indonesia, mempertandingkan 22 cabang olah raga di 30 tempat pertandingan serta akan diliput oleh 3000 wartawan manca negara.
Menurut Dubes, KBRI Athena saat ini tengah melakukan persiapan maksimal dan terus berkoordinasi dengan pihak penyelenggara di Yunani dan panitia Special Olympics Indonesia (SOIna) untuk memastikan kelancaran partisipasi Indonesia.
“Mulai dari proses pengurusan visa, pengecekan tempat dan fasilitas bagi atlet Indonesia, proses kedatangan di Yunani, pelaksanaan dan keberangkatan kembali ke Indonesia,” papar Dubes.
Lanjut Dubes, selama penyelenggaraan, KBRI Athena juga akan mengerahkan masyarakat Indonesia yang berada di Yunani untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada para atlet pada setiap pertandingan, agar dapat menambah semangat bertanding.
KBRI Athena juga akan menyediakan tenaga pendamping bagi para atlet tunagrahita p dan berkoordinasi dengan penyelenggara untuk menyediakan Liason Officer, yang memiliki kemampuan dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Yunani), sehingga dapat mempermudah komunikasi antara kontingen Indonesia dengan pihak penyelenggara.
“Selain itu, untuk menghibur agar atlet tunagrahita tidak homesick, warga masyarakat Indonesia akan mengadakan pentas tari-tarian Indonesia yang diorganisir oleh KBRI Athena selama penyelenggaraan olimpiade ini,” demikian Dubes.
Dubes mengharapkan agar diplomasi olahraga melalui partisipasi kontingen tunagrahita Indonesia dapat menyentuh berbagai kalangan di Yunani untuk lebih meningkatkan people-to-people contact antara kedua negara dan berujung pada pengenalan dan pemahaman Indonesia secara menyeluruh. |dtc|