Bandung – Para pengguna kereta diimbau hati-hati, baik saat berada di area stasiun maupun di dalam kereta api. Sebab kasus kehilangan masih saja terjadi.
Hal itu terlihat di triwulan pertama tahun ini (Januari-Maret), di mana terjadi 21 kasus laporan kehilangan barang yang dialami penumpang. Jumlah itu berdasarkan data yang dikeluarkan PT KA Daop II Bandung.
“Kami mengimbau agar para penumpang kereta tetap waspada. Karena pencuri dan penumpang biasa saat ini sulit dibedakan. Para pencuri atau pencopet juga punya trik khusus untuk menjalankan aksinya,” kata Kepala Humas Bambang S Prayitno saat dihubungi detikbandung, Rabu (8/6/2011).
Dijelaskan Bambang, kasus kehilangan barang itu ada yang terjadi di area stasiun. Hal itu didukung karena calon penumpang lengah menyimpan barang bawaannya. Selain itu, kehilangan juga terjadi saat penumpang dalam perjalanan.
“Kalau di dalam kereta, biasanya copet. Mereka biasanya beroperasi secara berkelompok,” ungkap Bambang.
Sebagai antisipasi, sambung Bambang, pihaknya selalu menginformasikan kepada calon penumpang lewat pengeras suara agar selalu waspada.
“Kami juga mengimbau agar calon penumpang tidak menggunakan perhiasan mencolok atau membawa barang berlebihan. Dan kalau ada orang mencurigakan, segera lapor ke petugas,” imbau Bambang.
Namun kata Bambang, kehilangan barang tak melulu karena pencurian. Dari 21 laporan yang masuk, sebagian di antaranya bukan korban pencurian. Misalnya ada yang barang bawaannya tertinggal di kamar mandi, tapi karena panik dilaporkan ke petugas sebagai kasus kehilangan.
“Kalau kasus pencurian, kita serahkan penangannya ke polisi,” tegasnya.
Bambang menambahkan, petugas keamanan selalu melakukan patroli untuk menjaga keamanan, baik di area stasiun maupun di dalam kereta. Sementara kereta yang sering jadi sasaran pencurian dan pencopetan adalah kereta api komuter Bandung Raya jurusan Padalarang-Cicalengka saat kondisi penumpang penuh. dtc